cuteki

Kamis, 07 Februari 2013

ketika Harapan Tak Sesuai dengan Kenyataan


ketika Harapan Tak sesuai dengan kenyataan 

BY;Rahestri Filiany


Kehidupan selalu mengalir seperti sungai diantara 2 tepian. Alirannya mengalir begitu deras melewati bebatuan terjal dan air terjun yang bergelora. Lalu sang sungai perlahan- lahan melebar dan meluas, hingga tepiannya semakin menjauh serta air yang mengalir lebih tenang dan akhirnya menuju ke lautan yang luas.

Itulah perjalanan hidup kita. Rangkaian kegagalan dan kesuksesan, penderitaan dan kebahagiaan. Semuanya selalu mengalir beriringan dan merupakan rangkaian peristiwa dalam setiap episode kehidupan yang terus mengalir, sampai akhirnya bertemu dengan muara kehidupan (menghadap Allah swt).

Dalam menempuh perjalanan hidup, manusia tidak akan pernah luput dari kemenangan dan kekalahan. Kebahagiaan dan kesedihan. Semuanya silih berganti bagaikan roda kehidupan yang selalu berputar, kadang berada di atas dan kadang di bawah. Namun jika kita menjalani hidup ini dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan penuh rasa syukur, maka kita tidak akan pernah mengalami SAAT DI BAWAH, karena kita akan tetap merasa senang dan nyaman dimanapun posisi kita berada.

Jalanilah hidup ini seperti air yang terus mengalir melewati bebatuan yang terjal dan mengarungi air terjun yang bergelora. Tidak selamanya kemenangan itu indah dan tidak selamanya pula kekalahan itu menyedihkan. Saat kita menang, namun kemenangan itu justru membawa kita pada kesombongan. Maka sesungguhnya kita berada dalam KEKALAHAN YANG LUAR BIASA. Begitu pula sebaliknya, saat kita sedang kalah namun kita mempunyai semangat yang tinggi untuk bangkit, maka pada saat itu pula kita telah menjadi PEMENANG YANG SEBENARNYA.

Banyak hal yang kelihatan begitu indah dan semuanya telah kita rencanakan. Namun kadang rencana itu sama sekali tidak ada yang terwujud. “Saat HARAPAN tidak sesuai dengan KENYATAAN”. Karena Allah tahu, bahwa itu bukanlah yang terbaik untuk kita, kemudian Ia mengganti rencana kita dengan rencanaNya yang jauh lebih sempurna. Allah pun berfirman: Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS Al Baqarah 216).

Kita pun akan tersenyum dan menyadari, bahwa ternyata kegagalan dan kesalahan yang pernah kita lakukan pada masa lalu menjadi mutiara pelajaran yang sangat berharga sebagai bekal dalam mengarungi masa depan. Adanya kegagalan dan cobaan yang menghadang bukan untuk membuat kita berpaling dariNya. Namun untuk lebih mendekatkan diri kita kepadaNya. Karena Allah rindu dengan doa orang- orang yang beriman. Rosulullah pun bersabda: Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi).

Adanya rasa khawatir dan cemas bukan untuk membuat kita menjadi orang- orang yang penakut dan mudah menyerah, tapi untuk membuat kita menjadi orang- orang yang selalu SIAP dan WASPADA dengan perbuatan yang akan kita lakukan. Hidup adalah anugrah terindah. Sungguh begitu banyak waktu yang terbuang apabila kita hanya mengeluh, bersedih, dan larut dalam keterpurukan. “After a storm comes a calm”. Badai pastilah berlalu, Yakinlah bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan atau jalan keluar yang begitu dekat. Allah pun berfirman: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 6).

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang- orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang- orang yang beriman”. (Q.S Ali Imran: 139). “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Q.S Yusuf: 87)

Oleh sebab itu, apapun yang terjadi kita harus yakin bahwa itu hanyalah salah satu sisi dari kehidupan. Dengan diimbangi sikap untuk selalu BERBENAH DIRI dan senantiasa BERUSAHA serta BERDOA, maka kita pasti akan mendapatkan yang terbaik. Segala sesuatu itu ada masanya. Ada saat dimana kita harus berusaha keras untuk ‘menanam’, dan akan tiba pula saat bagi kita untuk ‘memetik’ jerih payah yang telah kita lakukan.

Marilah kita terus berbenah dan berbenah untuk mempersembahkan apa yang TERBAIK dalam hidup ini. Dengan kemuliaan hati dan semangat pantang menyerah, dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Selama Allah tetap menjadi “JUST THE ONE GOAL”, maka kita pasti akan selalu berada dalam ketenangan dan kebahagiaan. Seperti doa yang sering kita panjatkan, “Bahagia Dunia Akhirat”.

Lantas, Bagaimana dengan Anda..? Masihkah Anda meratapi setiap cobaan yang Allah berikan..? Dan sudahkah Anda bangkit dari keterpurukan setelah Anda gagal melakukan Apa yang terbaik dalam hidup ini.? “Hai orang- orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar”. (Q.S Al Baqarah: 153). "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakal (Q.S At Taubah: 129).

Harapan Baik di Balik Penderitaan


Setiap penderitaan pasti tidak mengenakkan dan tentu saja menyakitkan. Tetapi di balik itu semua selalu ada hikmah yang bisa kita petik. Penderitaan tersebut bisa karena luka fisik, psikologis, atau kehilangan materi.

Banyak orang yang merasa habis masa depannya ketika tragedi besar dialaminya. Ternyata dengan sikap positif, mereka yang jauh lebih menderita, mengalami tragedi lebih parah, bisa memiliki masa depan lebih baik karena tak mau mengalah pada keadaan. Penderitaan yang dialaminya justru menjadi pemicu untuk bangkit dan meniti jalan sukses, agar hidupnya tak bergantung pada orang lain.

Kisah Tony Christiansen, contohnya. Saat usianya 9 tahun ia mengalami kecelakaan yang membuatnya kehilangan kedua kakinya hingga batas paha. Setelah sembuh ia belajar renang seperti orang normal. Ia kemudian menekuni profesi sebagai penjaga pantai. Dia satu-satunya manusia tanpa kaki di dunia yang berprofesi itu. Ia juga mengikuti olahraga lempar cakram, tolak peluru, lempar lembing yang memberikan 35 medali buat negaranya (Selandia Baru) di paralimpik (olimpiade untuk para penyandang cacat). Dengan sikap pantang menyerah ia menjadi manusia luar biasa.

Ada juga kisah Thomas Alva Edison yang bersikap positif saat menghadapi kebakaran laboratorium penelitiannya. Saat itu usia Edison sudah 67 tahun. Anaknya, Charles, khawatir ayahnya akan depresi menghadapi kejadian itu. Namun Edison justru meminta Charles memanggil ibunya dan teman-temannya. "Cepat panggil mereka, karena peristiwa ini tak akan terulang," kata Edison.

Setelah kebakaran usai Edison malah terlelap di meja dengan berselimut jaket. Ia tidak menderita. Besoknya, ia mengatakan pada anaknya, bahwa kebakaran itu mendatangkan kesempatan baginya untuk membangun laboratorium yang lebih besar di situ. Ia melihat kejadian itu dengan sikap positif.

Teman-teman netter yang luar biasa,

Senin kemarin, pada talkshow rutin saya di Jaringan Radio Sonora saya membawakan tema itu: Hikmah/Harapan di Balik Penderitaan. Penderitaan memang tidak kita inginkan. Namun ketika kejadian itu harus kita alami, mari kita hadapi dengan sikap positif. Pasti banyak hikmah yang bisa kita petik. Bahkan mungkin, potensi tersembunyi kita bisa muncul saat itu. 
 
 

RAHESTRI FILIANYY

CINTA KAMMU...AYAHH !!!


Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, anak perempuan yang sedang bekerja diperantauan, anak perempuan yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, anak perempuan yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya.

Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata ayah-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil…… Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu…

Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….
Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba.. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”

Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….
Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu….
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,

Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)
Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang?

“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah”
Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Sarjana.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah..

Ketika kamu menjadi gadis dewasa…..Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…
Ayah harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.

Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.

Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan….

Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : “Tidak….. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Ayah tahu……

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya….
Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia…..
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Ayah menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa…..
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata:

“Ya Allah, ya Tuhanku …..Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita dewasa yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Ayah telah menyelesaikan tugasnya menjagamu …..

Ayah, Bapak, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..

Senjata Hidupku Adalah Do'a Ibbu

Senjata Hidupku Adalah DO'A IBBU

 
 
 
 
 
 
 
 
Dalam kenyataan hidup seorang ibulah yang selalu mengerti tentang anaknya . Kasih sayang yang diperoleh oleh sang anak selalu diberikan oleh ibu . Dekapan kasih yang memanjakan sang anak membuat sang anak takut kehianlangan ibunya . Selama sembilan bulan sepuluh hari ibu mengandung embrio dengan penuh kasih dan sayangnya ibu menjaga embrio agar tetap sehat di dalam kandungannya . Setelah usia kehamilan 9 bulan , embrio telah meminta keluar dari kandungan . Sang ibu berjuang sepenuh jiwa hanya untuk melahirkan bayi yang suci tanpa dosa .

Dalam merawat , membesarkan dan membimbing anak sang ibu slalu berikan kasih sayangnya . Dengan penuh kesabaran ibu membesarkan anaknya . Dengan belaiannya ibu membesarkan anak dari usia 0 bulan hingga kini sang anak tumbuh dewasa . Dalam rantaian usia sang anak selalu meminta restu kepada orang tuanya . Demi kelancaran dan kesuksesan sang anak haruslah meminta restu dan doa dari orang tuanya . Restu Alloh SWT tergantung oleh restu orangtua terutama ibu . Restu ibu adalah restu yang sangat diharapkan oleh anak . Restu ayahpun sangat diharapkan namun restu ibulah yang lebih berikan kelancaran dan kesuksesan anak .

Dimana pun kita berpijak mintalah restu dan doa pada orang tua kita terutama ibu . Ibu tak pernah tega untuk mendoakan anaknya untuk keburukan anaknya . Terkadang walaupun ibu merasa tersakiti oleh anaknya namun ibu selalu mendoakan yang terbaik untuk anaknya Bayangkanlah begitu berat tugas ibu yang harus menjaga merawat dan membesarkan anak hingga tumbuh dewasa . Karenapengorbanan, ketulusan, kesabaran dan perhatian sang ibu hingga sering terucap pepatah “SURGA DI TELAPAK KAKI IBU” . Berbuatlah baik terhadap ibu kita . Ucapkanlah kata sayang kepada ibu karena ibu sangatlah menanti ucapan itu .Hanya dengan perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh anak , ibu sangatlah bahagia dan merasa bahwa beliau telah sukses membesarkan anaknya

Jangan Pernah Ingkari JANJIMU

Janji. Satu kata yang berisi kehormatan. Janji adalah motivasi bagi hati yang ingin menggapai target tertentu. Dengan janji seakan kita telah mengetahui dan menetapkan apa yang ingin kita raih dalam hari esok.

Janji jangan dianggap sebagai beban, jika memang janji itu diucapkan dengan tulus dan sungguh-sungguh. Justru janji itu adalah cahaya yang akan menerangi kemana kaki ini nanti akan melangkah. Ia memberikan rel dan jalur kemana kita akan pergi.

Janji pula yang bisa menjadi pengingat dan pemberi peringatan jika kita melanggar hal-hal yang seharusnya tidak boleh kita langgar, sesuai janji itu.

Jika kita bisa menepati janji, maka kita akan bahagia. Kita betul-betul telah menunjukkan bahwa kita ini orang yang mulia. Namun jika gagal, meski kita telah berjuang, tetaplah kita adalah orang yang baik, seorang kstaria, seorang pejuang yang telah bersusah payah menengakkan kehormatan namun karena keterbatasan sebagai manusia, kegagalan itu pun menimbun harapan.

Tapi jangan pernah meninggalkan janji, apalagi menghianati janji. Sebab sekali kita menghianati janji maka sesungguhnya kehormatan kita telah kita hapus sendiri.

Tatkala janji terucap, disana telah muncul harapan dan juga keyakinan, entah dari diri sendiri maupun orang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Begitu janji itu sukses, semua akan bahagia. Begitu janji itu gagal setelah diperjuangkan, akan ada mereka yang sedih namun akan tetap salut. Tapi begitu janji itu diingkari, semua akan marah dan kecewa. Kita bisa tidak lagi dipercaya.

Satu diantara tiga ciri orang munafik adalah jika ia berjanji maka ia mengingkari.

RENUNGKAN !!!


Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.
Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.
Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.
Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus.
Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan Biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.
Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya.
Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.
Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan.
Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita idalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?
Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan?
Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.
Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat – sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.
Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang opa.
Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.
Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ? Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.
Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.

short story

Snow White

Once upon a time there lived a little, named Snow White. She lived with her aunt and uncle because her parents were died.

One day she heard her aunt and uncle talking about leaving Snow White in the castle because they wanted to go to America and they didn’t have enough money to take Snow White with them.

Snow White didn’t want her uncle and aunt to do this. So she decided to run away. The next morning she run away from home when her aunt and uncle were having breakfast, she run away into the wood.

In the wood she felt very tired and hungry. Then she saw this cottage. She knocked but no one answered so she went inside and felt asleep

Meanwhile seven dwarfs were coming home from work. They went inside. There, they found Snow White woke up. She saw the dwarfs. The dwarfs said; “What is your name?”. Snow White said; “My name is Snow White”. One of the dwarfs said; “If you wish, you may live here with us”. Snow White told the whole story about her. Then Snow white ad the seven dwarfs lived happily ever after.

The Bear and Rabbit

Once upon a time, there lived a bear and a rabbit. The rabbit is a good shot. In contrary, the bear is always clumsy and could not use the arrow.

One day, the bear called over the rabbit and asked the rabbit to take his bow and arrows.
The rabbit was fearing to arouse the bear's anger so he could not refuse it. He went with the bear and shot enough buffalo to satisfy the hungry family. Indeed he shot and killed so many that there were lots of meats left after.

However the bear did not want the rabbit to get any of the meat. The rabbit could not even taste the meat. The poor rabbit would have to go home hungry after his hard day's work.

The bear was the father of five children. Fortunately, the youngest child was very kind to the rabbit. He was very hearty eater. The mother bear always gave him an extra large piece of meat but the youngest child did not eat it. He would take it outside with him and pretended to play ball with the meat. He kicked toward the rabbit's house.When he got close to the door he would give the meat with such a great kick. The meat would fly into the rabbit's house. In this way, the poor rabbit would get his meal.
The Legend of Toba Lake 
Once upon time, there was a handsome man. His name was Batara Guru Sahala. He liked fishing. One day, he caught a fish. He was surprised to find out that the fish could talk. The fish begged him to set it free.

Batara Guru could not bear it. He made the fish free. As soon as it was free, the fish changed into a very beautiful woman. She attracted Batara Guru so much. He felt in love with that fish-woman. The woman wanted to marry with him and said that Batara Guru had to keep the secret which she had been a fish. Batara Guru aggreed and promised that he would never tell anybody about it.

They were married happily. They had two daughters. One day Batara Guru got very angry with his daughter. He could not control his mad. He shouted angrily and got the word of fish to his daugters. The daughters were crying. They found their mother and talked her about it.

The mother was very annoyed. Batara Guru broke his promise. The mother was shouting angrily. Then the earth began to shake. Volcanoes started to erupt. The earth formed a very big hole. People believed that the big hole became a lake. Then this lake is known as Toba lake.
The Monkey and The Crocodile

One day there was a monkey. He wanted to cross a river. There he saw a crocodile so he asked the crocodile to take him across the other side of the river. The crocodile agree and told the monkey to jump on its back. Then the crocodile swam down the river with the monkey on his top.

Unluckily, the crocodile was very hungry, he stopped in the middle of the river and said to the monkey, “My father is very sick. He has to eat the heart of the monkey. So he will be healthy again.”

At the time, the monkey was in dangerous situation and he had to think hard. Then he had a good idea. He told the crocodile to swim back to the river bank. “What’s for?” asked the crocodile. “Because I don’t bring my heart,” said the monkey. “I left it under a tree, near some coconuts in the river bank.”
The crocodile agreed and turned around. He swam back to the bank of the river. As soon as they reached the river bank, the monkey jumped off the crocodile’s back. Then he climbed up to the top of a tree.

“Where is your heart?” asked the crocodile. “You are foolish,” said the monkey to the crocodile. “Now I am free and I have my heart.
The Smartest Parrot
Once upon time, a man had a wonderful parrot. There was no other parrot like it. The parrot could say every word, except one word. The parrot would not say the name of the place where it was born. The name of the place was Catano.

The man felt excited having the smartest parrot but he could not understand why the parrot would not say Catano. The man tried to teach the bird to say Catano however the bird kept not saying the word.

At the first, the man was very nice to the bird but then he got very angry. “You stupid bird!” pointed the man to the parrot. “Why can’t you say the word? Say Catano! Or I will kill you” the man said angrily. Although he tried hard to teach, the parrot would not say it. Then the man got so angry and shouted to the bird over and over; “Say Catano or I’ll kill you”. The bird kept not to say the word of Catano.

One day, after he had been trying so many times to make the bird say Catano, the man really got very angry. He could not bear it. He picked the parrot and threw it into the chicken house. There were four old chickens for next dinner “You are as stupid as the chickens. Just stay with them” Said the man angrily. Then he continued to humble; “You know, I will cut the chicken for my meal. Next it will be your turn, I will eat you too, stupid parrot”. After that he left the chicken house.

The next day, the man came back to the chicken house. He opened the door and was very surprised. He could not believe what he saw at the chicken house. There were three death chickens on the floor. At the moment, the parrot was standing proudly and screaming at the last old chicken; “Say Catano or I’ll kill you”.

Nah, saya rasa sudah cukup Contoh Narrative Text Pendek Bahasa Inggris nya. Ayo, semangat kerjain tugas narrative text bahasa inggrisnya.