Janji. Satu kata yang
berisi kehormatan. Janji adalah motivasi bagi hati yang ingin menggapai
target tertentu. Dengan janji seakan kita telah mengetahui dan
menetapkan apa yang ingin kita raih dalam hari esok.
Janji jangan dianggap sebagai
beban, jika memang janji itu diucapkan dengan tulus dan sungguh-sungguh.
Justru janji itu adalah cahaya yang akan menerangi kemana kaki ini
nanti akan melangkah. Ia memberikan rel dan jalur kemana kita akan
pergi.
Janji pula yang bisa menjadi
pengingat dan pemberi peringatan jika kita melanggar hal-hal yang
seharusnya tidak boleh kita langgar, sesuai janji itu.
Jika kita bisa menepati janji,
maka kita akan bahagia. Kita betul-betul telah menunjukkan bahwa kita
ini orang yang mulia. Namun jika gagal, meski kita telah berjuang,
tetaplah kita adalah orang yang baik, seorang kstaria, seorang pejuang
yang telah bersusah payah menengakkan kehormatan namun karena
keterbatasan sebagai manusia, kegagalan itu pun menimbun harapan.
Tapi jangan pernah meninggalkan
janji, apalagi menghianati janji. Sebab sekali kita menghianati janji
maka sesungguhnya kehormatan kita telah kita hapus sendiri.
Tatkala janji terucap, disana
telah muncul harapan dan juga keyakinan, entah dari diri sendiri maupun
orang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Begitu janji itu sukses,
semua akan bahagia. Begitu janji itu gagal setelah diperjuangkan, akan
ada mereka yang sedih namun akan tetap salut. Tapi begitu janji itu
diingkari, semua akan marah dan kecewa. Kita bisa tidak lagi dipercaya.
Satu diantara tiga ciri orang munafik adalah jika ia berjanji maka ia mengingkari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar